Selasa, 06 November 2012

[ FF ] [ ONESHOOT ] Spring In My Heart


Annyeong .... Adaya Back ! Heheheh ... mian ya sering muncul ...jangan bosen ya ... ini ada oneshoot di draft saya , saya buat sejak tiga tahun lalu . Kalo gak salah waktu itu masih booming boomingnya Gee Gee Gee sama Sorry Sorry heheheh .... maaf ya kalo jelek . Karena ini Oneshoot jadi mungkin alurnya bakal terlalu cepat dan gak begitu rinci . Mungkin membingungkan . Mungkin Membosankan dan seperti biasa ditaburi taypo dan acakadul hahahahha .... Baca saja kalo mau , kalo tidak tinggalkan .

Ah satu lagi ...Karena ide ceritannya saya ambil dari OST salah satu anime silahkan membaca sambil mendengarkan OST Lets Stay Together ini : http://www.4shared.com/mp3/xYRurSkd/OstFruits_Basket.html  <-- bisa diunduh di sini ... RECOMENDED BANGET !!!



Title : Spring In My Heart
Author : Adaya Muminah Aljabar ( oe09@live.com )
Main Cast : Choi Sooyoung and Choi Siwon
Type : One Shoot
Genre : Romance, Friendship, Family , Sad Ending
Rating : PG-16 ( All reader who Open mind )
Disclaimer : This story inspired from Fruit Basket . All the Cast just belong to God but the story is my own. Hope you like it guys. Not for to copy and Please don’t be plagiator!

- Prolog -

Ada banyak hal di dunia ini yang tak bisa ku kendalikan . Hidup . Mati . Cinta . Takdir . Sesuatu yang jauh dari pengendalianku . Aku tak bisa memutuskan dengan siapa kelak aku menghabiskan hidupku , siapa saja yang akan berinteraksi denganku , dengan siapa aku berbagi hidup , dan tubuh , dan uang , dan energi . Aku tak bisa memilih apa yang ingin aku baca dan ingin aku makan . Aku akan menyesali ketidakberuntunganku dalam hidup . Aku tak bisa memilih kata dan nada dari suaraku yang akan ku gunakan untuk berbicara dengan orang lain . Dan dari semua itu aku tak bisa memilih pikiranku .

Tapi hari itu . Hari dimana aku bertemu denganmu . Aku tahu . Aku tahu dengan kepastian dalam setiap hela nafasku . Jika kau adalah segala yang ditakdirkan untukku . Mulannya aku tak tahu kenapa aku hidup di dunia ini . Apa tujuan aku berdiri di sini saat ini . Tapi saat melihat senyummu , segalannya menjadi jelas . Alasan itu . Alasan yang membuatku ingin melanjutkan hidup . Aku ingin hidup untuk seseorang . Aku berharap seseorang akan berkata “ Selamat datang “, setiap aku menginjakkan kaki di pintu rumah . Aku ingin seseorang yang tersenyum padaku dan menepuk pundakku dengan kasih lalu berkata semua ini bukan salahku . Aku ingin orang itu , dan itulah dirimu.

***************
2 Agustus 2012

Jalan setapak itu tetap sama dengan enam tahun lalu , kecuali kali ini mentari bersinar di sudut langit biru . Enam tahun lalu . Saat itu aku berjalan di jalan ini dengan derai air mata . Menjeritkan namanya dan memohon pada Tuhan untuk segera mengakhiri dunia . Hari itu saat aku kehilangan dirinya . Hari dimana sepenuh jiwaku turut pergi bersamannya . Hari itu . Hari dimana aku ingin segera berlari pergi dan bangun dari mimpi . Hari itu . Tak akan pernah datang lagi ....

“ Jah ... sudah sampai “ , aku menyapukan pandanganku ke sekeliling tempat itu . Semua masih sama seperti enam tahun lalu . “ Sul-li ... “ , aku memanggil gadis kecil di hadapanku . Dia memberiku senyuman yang sama dengan yang dimiliki Appanya .

“ Eoh- mma .... “ , aku tertawa melihat logat lucunya . Aksen yang selalu dimiliki semua bayi di luar sana . Aku memandang ke arah gadis kecilku . Semuanya berlalu begitu cepat . Enam tahun lalu dia masih ada di dalam kandunganku . Andai saja waktu itu aku mengikuti kepedihanku , aku tak akan pernah bisa melihat senyum cantik itu . Dan itu akan menjadi penyesalan terbesarku .

“ Beri salam pada Appa .... “ ,

Sulli melihatku dengan mata bulatnya . Dia mengangguk kecil sebelum membungkuk di depan gundukan nisan di hadapannya . “ Ap-pah .... “ , ujarnya disela giginya yang berlubang .

Aku turut duduk di samping Sulli . Melihat nisan itu dengan tatapan sendu , walau banyak yang telah berubah di dalam hatiku . Tapi setiap melihat nisan itu desir kepedihan itu selalu muncul . Tapi semuanya tak separah tahun-tahun lalu . Tak ada luka yang tak terobati oleh waktu . “ Annyeong Oppa .... aku datang . Aku datang bersama anak kita . Apa kau melihatku dari sana ? .” , Aku memandang Sulli untuk beberapa saat sebelum melanjutkan , “ Aku memenuhi janjiku . Untuk bertahan . Untuk hidup . Apa kau bahagia di sana ? Karena aku bahagia di sini . Apa kau mendengarku Siwon Oppa .....“,

************
Sooyoung POV -
16 Januari 2005

“ Jangan kembali .... jangan kembali lagi . Hal itu tak menjadi masalah bagi kami . Itu bukan masalah bagi kami . Jangan pernah kembali . Akan lebih baik jika kau pergi ke tempat yang jauh . Tempat aku tak bisa melihatmu lagi . Karena .. aku tak tahu lagi ... aku tak tahu bagaimana caranya aku bisa menyayangimu lagi ..... “,

“ Jangan .... Eomma ..jangan lanjutkan aku mohon . “ , sesuatu yang dingin mulai merayapi tulang belakangku . Aku tak ingin mendengarnya lagi . Kelanjutan dari ucapan itu ... aku tak ingin mendengarnya .

“ Tidak masalah .... jangan kembali .... karena kami .... tidak ....”,

“ Ani ...jangan katakan eomma . “ , jeritku memohon .

“ Kami tidak membutuhkanmu lagi !”,

Aku tahu semuanya akan berakhir seperti ini . Aku tahu semuanya akan seperti ini . Tapi mendengarnya tetap saja menyakiti hatiku . Aku kesepian . Aku merasa dunia tak menginginkanku . Aku merasa tak punya tempat di hati siapapun . Saat Eomma berbalik memunggungiku , aku merasa pijakanku runtuh . Seakan ada lubang besar yang tiba-tiba menelanku dalam kesendirian . Kembali lagi aku berada di jurang ini . Sebagai manusia aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya mencintai dan dicintai . Aku juga ingin bahagia .
***************

“ Lihat .... bagaimana bisa dia berani menunjukkan wajahnya di depan umum . Menyedihkan . “

“ Aku rasa saraf malunya sudah putus . Aku dengar orangtuanya bahkan tidak mau melihatnya lagi . Siapa juga yang mau menerima wanita kotor seperti dia . Aku juga akan melakukan hal yang sama seperti mereka jika dia anakku . “ ,

Aku mendengarnya . Semua suara hinaan yang diarahkan padaku . Aku mendengarnya . Semua suara bisikan yang digumamkan di balik punggungku . Aku melihatnya semua tatapan jijik yang dilayangkan padaku . Aku merasakannya dalam hati dan jiwaku . Tapi aku sudah terlalu lelah untuk marah . Aku lelah untuk bersedih . Aku ingin mereka berlalu . Semua berlalu dan mengagap semua baik-baik saja . Mungkin . Dan hanya mungkin dengan diam mereka semua akan menyerah untuk melontarkan kata-kata kejam itu .

“ CHOI SOOYOUNG !” ,

Lagi . Apa lagi ini .

“ Sudah ku bilang jangan mengecat rambutmu . Apa kau sengaja melakukannya . Kau menantang kami ?” ,
Guru . Teman . Orangtua . Apa itu ? Sesuatu yang selalu ada di hadapannku tapi tak pernah ku kenal . Semua . Mereka semua menyudutkanku dari semua tempat yang ada di dunia ini . Rambut ? Kenapa mereka baru memarahiku saat ini . Kenapa lelaki tua di hadapanku tak mengutarakan saja apa yang benar-benar di pikirkannya . Kenapa dia tak secara terang mengatakan dia tak ingin melihat aku di sini .

“ Jawab aku . Kenapa kau diam saja ! “ ,

Jawab ? Kenapa aku harus menjawabmu . Aku ingin diam . Diam . Bukankah itu yang kau inginkan .

“ Dasar wanita jalang ! Tak heran dia hamil di luar nikah . Lihat saja pakaian dan rambutnya . Hanya jenis yang dimiliki dengan wanita murahan di pinggir jalan . “,

“ Lebih baik kita tak mendekatinya , bisa-bisa kita juga ikut ,,,,,”,

“Cukup ! “ ,  Lagi . Lagi dan lagi . Mereka menyerangku dengan kata-kata . Aku memandang salah seorang anak yang tadi berbicara di belakangku . Aku melangkahkan kakiku perlahan ke arahnya . “ Kau ingin tahu ? . Kau ingin tahu betapa sakitnya telingaku saat ini karena mendengar ucapanmu . Kalian ... kalian semua .... kalian ingin tahu bagaiman kejadian sesungguhnya . Kalian penasaran akan kebenaran . Kau !”, tunjukku pada seorang guru yang tadi mendatangiku . “ Rambut ? Kenapa kau mengatakan s esuatu yang membuatku ingin tertawa . Kenapa kau memarahiku sedengakan dia ..dia ...dia ...dan dia juga mengecat rambut mereka . Apakah kau tak bisa mencari alasan lebih bagus . Kenapa....kenapa kau tak bilang apa yang sebenarnya ada di kepalamu . Pergi .Pergilah . Jangan pernah menunjukkan wajahmu di sekolah ini lagi . Kenapa kau tak bicara seperti itu . “ , aku memandang berkeliling . Semua orang memandangku dengan tatapan aneh . Aku tak peduli . Ini waktunya aku bicara . “ Hamil ..... “ , aku terkekeh mendengarnya seraya merangkulkan sebelah tanganku ke perutku . “ Kau tahu ...aku ingin sekali membunuh anak di dalam kandunganku ini . Aku tak pernah menginginkannya . Aku tak menginginkannya .Mereka ...mereka ... laki laki itu memaksaku .... mereka memaksaku . Di malam itu mereka memaksaku . Tangan-tangan kotor itu ...” , kakiku sudah tak mampu lagi berdiri . Aku gemetaran mengingat malam mengerikan itu , malam dimana para pejahat itu menghancurkan hidupku . “ Aku membencinya ...aku membencinya ...aku membenci kalian ... semua yang ada di sini ...aku membenci kalian . “ Menjijikkan . Aku menjijikkan . Aku kotor . Seluruh tubuhku kotor . Aku ingin beralih dari kenyataan ini tapi tak mampu . “ Mati ....mati ... aku ...lebih baik mati . Aku membenci kalian ....mati mati saja kalian . Jangan pedulikan aku ...  “ , Kenapa ? Kenapa aku di lahirkan di dunia ini . Aku membenci diriku sendiri . Aku merasa jijik dengan tubuh yang ditempati ragaku ini . Mati . Menghilang . Hancur . Lebih baik dibandingkan semua ini . Aku menangis seperti orang gila di depan orang-orang yang tak peduli padaku . Aku merasa air mataku sia-sia . Aku merasa benar-benar menyedihkan merunduk seperti ini . Tuhan . Kenapa ? Kenapa tak ada yang mengatakan ini bukan salahku .....

“ Tapi kau menginginkan mereka untuk peduli padamu ? “ ,  suara itu . Suara siapa itu ? . Aku berbalik ke pemilik suara itu . Dia di sana dengan wajah yang tenang . “ Kau ingin mereka mendengarmu ? Kau ingin mereka berpaling ke arahmu . Kau ingin mereka mengerti masalahmu . Dan kau ingin mereka mencintaimu ? Bukankah itu yang kau inginkan Choi Sooyoung . “ , Namja itu melepaskan kacamata yang dikenakannya . Dia terlihat lebih tampan tanpa kaca mata itu . Dia menundukkan wajahnya sejajar dengan kepalaku . Perlahan jemarinya menghapus air mata di pipiku .  “ Jangan membenci dirimu sendiri Soo . Jangan menangis lagi . Semua bukan salahmu .....” , Namja itu , dia mengatakannya . Dia mengatakannya dengan senyum tulus di wajahnya .

Tuhan . Apa ini jawaban darimu . Dia . Ada di sana dengan senyum tulusnya . Dia mengatakan sepatah kata yang paling ingin aku dengar . Aku menangis menjadi di hadapan mereka semua . Aku ingin mengeluarkannya , ketakutan , kepedihan , dan rasa frustasi yang ada di dalam hatiku .
“ Berikan tanganmu  ..... “ , Aku memandangnya dari mata berairku . Aku merasakan kehangatan yang terpancar dari matanya . “ Ayo kita pergi dari tempat ini ....” ,tangan itu . Dia menggengam tanganku dan menuntunku keluar dari kerumunan ini . Aku memandang punggungnya yang bidang , sesuatu seperti harapan tertulis di sana . Sesuatu mirip kasih sayang ada di genggamannya . Sesuatu yang membuat hatiku merasa hangat . Siwon . Terimakasih .......

****************
Kami terdiam . Dia hanya memandang keluar jendela bus dengan diam . Aku merasa siksaan dalam keheningan ini . Aku tak ingin percaya tapi aku benar-benar takut apa yang dikatakan Siwon hanya ilusiku saja . Jika melihat kebelakang sebenarnya kami tak terlalu mengenal dengan baik . Siwon selalu menjadi sosok yang terlalu sempurna untuk orang sepertiku .

Sebentar lagi kami akan mencapai halte bus terdekat . Aku harus turun ... aku tak ingin diam di sini seperti orang bodoh . Mungkin ,,,  Siwon sama seperti yang lain . Dia hanya peduli saat ada orang yang melihat . Tapi saat kami berdua dia akan memalingkan wajahnya dariku .  Bus berhenti , ini saatnya bagiku .

“ Salju ....” , ujar Siwon sesaat sebelum aku beranjak dari tempatku . “ Aku tahu salju akan turun .... “ , bisiknya lagi . Aku membatalkan niatku untuk beranjak pergi . Dia tersenyum ke arahku . “ Lihatlah .... “ , ujarnya seraya menggengam tanganku untuk lebih mendekat ke arah jendela . “ Salju pertama di tahun ini . “ ,

Aku terpukau dengan butiran es yang mulai memadati jalanan di sekitar kami . “ Kau tahu setelah salju mencair akan jadi apa ?” , tanya Siwon lirih .

Aku mengedipkan mataku yang lebam dengan berat . “ Air .” , jawabku perlahan .

“ Musim Semi .... Setelah salju mencair akan jadi musim semi . Masalah dalam hidup juga sama . Kepedihan . Frustasi . Dan tangisan akan hilang dan menjadi kebahagiaan . Sedingin apapun musim salju , setelah salju mencair akan ada musim semi . Begitu juga dengan kehidupan .... sepedih apapun luka yang tergores , di ujung waktu yang akan datang kebahagiaan akan menggantikan . “ , Siwon memandang tepat di mataku . Dia kembali tersenyum dengan ketulusan di wajahnya . “ Siwon .... namaku Choi Siwon . Senang bertemu denganmu Soo .  “ ,

Siwon . Aku tahu itu namanya . Aku tak pernah tahu di dunia ini akan ada orang sepertinya . Tersenyum . Berbicara dengan lembut seakan tak pernah melihatku berteriak dan menangis seperti orang gila . Aku tidak tahu ini ketulusan atau kemunafikan . Tapi Senyum tulus dan mata yang memancarkan kasih sayang itu membuatku yakin akan satu hal . Musim Semi . Musim Semi telah ada di depan mataku ....

********************
20 Mei 2005

Aku selalu menginginkannya . Menginginkan janin yang ada di kandunganku menghilang . Tapi .... ketika Tuhan mengabulkannya . Semua terasa kosong . Seberapa keras pun aku menggali ke perasaan benciku pada para penjahat itu kepedihan kehilangan janin itu tak terbendung . Sudah hampir enam bulan kami berbagi tubuh . Sudah hampir enam bulan kami bersama . Sesuatu ...sesuatu yang berharga telah hilang .

“ Bayiku ..... bayiku ..... “ , aku menjerit di sela isak tangisku . Dokter mengatakan rahimku terlalu lemah karena tekanan mental yang ku alami . Aku membunuhnya ... aku membunuh bayiku . Aku membunuh darah dagingku .

“ Kau bisa pergi sekarang !” , suara itu . Appa ada di sana dengan garis amarah di wajahnya . Dia membenciku . “Jangan pernah kembali ke rumah . Kau bukan anakku lagi sekarang . Tanggung jawab kami telah usai . Jika kau ingin hidup hiduplah , jika kau ingin mati matilah , jangan pernah datang lagi menemui kami . Aku sudah membiayai biaya rumah sakitmu ... ini yang terakhir kalinya . Jangan pernah kau muncul lagi di hadapan kami .... “

Aku hanya bisa tertunduk di hadapan Appa . Tanganku masih mencengkram perutku yang datar .  Aku hanya bisa terdiam seperti biasa . Semua ucapan Appa seperti mengabur . Aku membutuhkan dia ... aku ingin mendengarnya .... mendengar semua akan baik-baik saja ....

“ Bagaimana kalian bisa mengatakan hal itu dengan begitu mudah ?”, suara itu . Dia ada di sana . Aku tak pernah melihat ekspresi seperti itu darinya . Tapi dia di sana dengan muka marah . “ Jadi menurut kalian seorang anak harus selalu sempurna dan tak pernah berbuat kesalahan ? Dan jika mereka tak memenuhi apa yang kalian harapkan , dengan mudah kalian memutuskan hubungan kekeluargaan ? “ ,

“ Siwon Oppa .”, Ada kerut sedih di matannya saat kami bertatapan untuk sesaat . Dia melangkah melewati kedua orangtuaku . Tatapan marahnya tiba-tiba sirna digantikan dengan kehangatan yang selalu terpancar dari matannya . Dia menepuk halus kepalaku dan meraih tanganku yang bebas dari infus . " Oppa .... jangan ikut campur dengan urusan keluargaku .... ",

Aku tak tahu apa itu . Tapi aku seperti melihat tekad di matannya . Dia tak mendengar permintaanku . Dia hanya berdiri di sana sambil menggengam sebelah tanganku .Detik berikutnya dia berbalik menghadap Appa yang berdiri di hadapannya . " Maafkan aku . " , Siwon Oppa menunduk kecil sebelum melanjutkan , " Maafkan aku karena ikut campur urusan kalian . Tapi aku tak bisa hanya berdiam diri melihat yeoja yang akan kunikahi bersedih ..... " ,

Aku mematung mendengar ucapan itu . Pernikahan ? . Tidak . Siwon Oppa pasti hanya bercanda . Ada ribuan gadis di luar sana yang mau melemparkan diri untuk menjadi kekasihnya . Dia tak mungkin memilihku . Wanita kotor yang menyedihkan . Lagipula kami masih terlalu mudah . Kami masih belum mampu menghidupi diri kami sendiri . Bagaimana bisa dia berbicara hal konyol seperti itu .

" Pernikahan ? Apa kau berbicara soal Sooyoung ? Apa kau bercanda ?" , gumam Appa dengan keraguan dalam suarannya . Bukan . Bukan hanya Appa yang ragu . Hatiku yang berdetak juga meragukannya . Aku takut .... kebahagiaan yang sedikit terkembang ini akan patah karena kenyataan .

" Aku serius . Aku sangat serius . Aku mencintai Sooyoung . Aku mencintai raga dan jiwa yang membungkusnya . Aku mencintai kepedihan dan kekurangannya . Aku mencintai segala yang dimilikinnya . Aku ingin bersamanya menghabiskan masa tuaku . Aku ingin di sisinya saat dia bersedih dan tertawa. Aku ingin menjadi bagian dari hidupnya . " ,

" Aku tak pecaya ada orang normal di dunia ini yang akan jatuh cinta pada sampah seperti dia . Pikirkan lagi , kau akan menyesal di masa depan . Kau masih muda ...aku tahu kecantikan Soo akan membuatmu gila . Tapi dia bukan lagi yeoja suci seperti kawan seumurannya .... " ,

" Apa kau berencana menentang pernikahan ini ?" , sahut Siwon Oppa dengan nada tenang yang mematikan ." Aku masih muda .... ya aku masih mudah . Tapi apa itu menjamin kau lebih baik dariku ? . Aku masih mudah . Tapi aku tak akan pernah mampu untuk berfikir membuang anakku yang sedetik lalu baru kehilangan bayinya . Aku masih mudah . Tapi aku bisa melihat kepedihan di dalam jiwanya . Katakan ...apa bagusnya menjadi lebih tua ?" ,

" Terserah kau ! Dia tak lagi menjadi bagian dari keluarga ini . Pergi dan sesalilah pilihanmu . " ,

Aku merasakannya , cengkraman tangan Siwon Oppa di tanganku . Dia meremas tanganku dengan lembut  , seakan menghiburku  dari perkataan Appa yang menyakitkan . Ada bahasa yang mulai ku mengerti dalam diam . Hanya dengan menatapnya aku tahu dia serius dengan perkataanya . Tak ada keraguan di mata itu . Dia memberiku getaran halus yang membuatku ingin menangis saat ini juga . Aku sudah cukup lama tak merasakannya , perasaan diinginkan , perasaan dihargai , semua ini mengundang air mata di pipiku . Hanya satu yang paling kutakutkan . Satu hal ..... aku tak ingin menghancurkan hidupnya ....

************************
Aku bergetar . Menit berlalu berganti dengan dentang jam . Kami hanya terdiam selepas kepergian Appa . Siwon Oppa masih berdiri di hadapanku tanpa berbicara sepatah katapun . Aku mulai ketakutan . Aku mulai meragukan perkataanya . Dia adalah namja normal yang bisa berfikir dengan waras . Dia pasti hanya bercanda . Aku butuh mendengarnya dari mulutnya sendiri . Aku ingin memastikannya . " Oppa .... Kau tak serius ...kau tentu tak serius dengan ucapanmu .. Kau pasti tak serius ingin menikahiku ?", tanyaku dengan suara bergetar .

" Kau tak perluh melakukan hal seperti itu .... Aku hanya butuh pergi dan tak pernah lagi muncul di hadapan mereka ... Sudah cukup bagiku kau selalu menolongku ... kau tak perluh ....",

" Aku serius . " , potong Siwon Oppa dengan kemantapan dalam suaranya . " Miane ... aku tak punya pilihan lain selain menggunakan metode itu untuk melamarmu . " ,

Tidak . Entah kenapa aku masih belum yakin dengan ucapannya . "  Jangan kasihani aku ....jangan kasihani aku ... jangan terlalu baik padaku . Ini benar-benar di luar dugaanku .... " ,

" Kau meragukanku ?",

Iya . Iya aku meragukanmu . " Kau tak mengenalku .... kau tak benar -benar mengenalku . Aku tak percaya kenapa kau memilihku .... " , katakan .Yakinkan aku . Yakinkan aku bahwa semua akan baik - baik saja . Yakinkan aku tak akan menjadi beban dalam hidupmu . Yakinkan aku ...yakinkan aku tak akan menghancurkan hidupmu ....

" Itu karena kau menangis .... karena kau menangis dan beteriak pada semua orang waktu itu . Aku ingin sepertimu  , menangis dengan jujur . Sesungguhnya karena kita masih duduk di bangku sekolah , aku menunggu ini . Tapi aku tak bisa menahannya lagi . Sekali dalam hidupku aku ingin bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan hatiku . Aku mohon Soo , pilih aku .... " ,

" Oppa...." ,

" Sejak awal melihatmu aku sudah menetapkan pilihanku . Aku tak ingin melepaskanmu Soo . Jika kau masih tak percaya , aku akan mengatakannya lagi dan lagi sampai kau mampu mempercayai . Berapa kalipun kau ingin mendengarnya aku akan mengulaginya .... " , perlahan . perlahan dan pasti dia mendekat padaku . Aku tak tahu ada sisi itu dalam dirinya . Bukan hanya kehangatan dan kelembutan hati . Tapi juga tekad dan jiwa pecinta yang ahli . " Pilih aku Soo ..... " ,

" Oppa ...apa kau manusia ? Kau bodoh .... kau sungguh bodoh . " ,

" Ijinkan aku Soo ,,, ijinkan si bodoh ini untuk mendampingimu . " , ujar Siwon Oppa seraya merengkuhku . Aku hanya bisa berdoa pada Tuhan agar apa yang kami mulai benar - benar berakhir dengan bahagia .

*********************
24 Mei 2005

Seperti dugaanku . Kami tak menerima restu dari siapapun . Pernikahan kami ditentang oleh semua keluarga Siwon Oppa . Hanya satu ...hanya seseorang yang menyetujui pernikahan kami . Dia ....

" Ketika kau menemukan kesempatan untuk hidup dengan orang yang kau cintai , tak akan ada kebahagiaan di dunia ini yang bisa menggantikannya ....Ini hanya karena kalian terlalu muda . Semua orang di sekitar kalian meragukan kalian . Kalian hanya perluh menunjukkan pada mereka kalau kalian bahagia .... " , Appa . Orang yang akan segera ku panggil Ayah tersenyum padaku dengan cara yang sama dengan Siwon Oppa . " Hiduplah dengan bahagia ....." , Sekali lagi dalam hidupku aku ingin menangis karena bahagia . Aku tak membutuhkan ucapan lain selain itu . Aku akan berusaha sekuat hatiku . Aku berjanji ...aku berjanji dalam jiwaku ... aku akan hidup dengan bahagia .

********************
1 Juni 2005

 Sudah hampir seminggu berlalu . Kami memilih kondominium kecil di dekat pantai .Siwon Oppa menolak semua bantuan yang ditawarkan Appanya . Dia menolak rumah dan mobil pemberian keluarganya . Dia hanya membawa diri dan jiwanya dalam kehidupan baru kami . Aku tak masalah dengan itu . Aku akan makan apapun yang ada di hadapanku .

Tapi , aku tak memungkirinya . Sulit . Itu yang kami rasakan . Karena pernikahan ini ,Siwon Oppa harus keluar dari bangku sekolah untuk bekerja di pagi hari . Aku merasa bersalah karena merusak jalan hidupnya . Seandainya dia tak menikahiku , dia pasti akan tertawa di bangku sekolah bersama teman-temannya . Masuk Universitas . Dan berlari mengejar impiannya .

" Apa kau menginginkan cincin ..... " ,

Aku mengalihkan tatapanku dari lobak yang ku iris . Siwon Oppa ada di sampingku dengan senyum tulusnya . " Aku belum memberimu hadiah pernikahan sampai saat ini . Bahkan aku tak mampu membelikanmu cincin pernikahan .... " , ujar Siwon Oppa seraya menggengam jemariku .

Aku ingin menangis dibuatnya . Setiap hari dia selalu pulang dengan keringat di sekujur tubuhnya . Dia harus menderita karena pekerjaan berat di luar sana . Dan dia masih memikirkan cincin ? . " Aku tak membutuhkan benda seperti itu ..... " , kilahku . Siapapun . Wanita di manapun . Dia akan senang menerima hadiah dari suaminya . Tapi tidak . Aku tak akan senang . Jika semua itu akan membuatnya terbebani . " Apa aku terlihat tertekan atau marah karena kau tak memberiku hadiah pernikahan ? ", ujarku dengan suara gemetar . " Aku tak membutuhkan semua itu , cukup hanya cukup kau bersamaku . " , aku mulai menangis lagi di hadapannya ....

" Miane . " ,

" Kenapakau meminta maaf .... kenapa kau meminta maaf ? Aku...aku adalah orang yang seharusnya meminta maaf . Aku menghancurkan hidupmu , impianmu ..... ",

" Ssssttttt ... hentikan ... semua ini bukan salahmu Soo . Ini semua adalah pilihanku ...", ujar Siwon seraya menghapus air mataku . " Aku akan lebih menyesalinya jika aku tak berada di sini . Berhentilah menyalahkan dirimu atas semua kejadian yang ada di dunia ini .... berjanjilah ....." ,

Aku berjanji . Aku berjanji .....
**************
6 Agustus 2005

Aku hamil . Aku memandang hasil tes kehamilan yang ada di tanganku . Tak salah lagi aku hamil . Aku ingin berteriak gembira tapi dering telefon di ruang tengah membuatku menelan jeritanku . Aku berlari keluar kamar mandi dengan wajah cerah . Aku ingin Siwon Oppa menjadi orang pertama yang mengetahuinya . Aku ingin melihat senyum gembira di wajahnya . Itu pasti Siwon Oppa .

" Yaboseyo ....... " , ujarku perlahan .

Mungkin ini yang disebut dengan dunia terbalik . Tapi suara di sebrang telefon itu membuatku merasakannya . Sejenak aku hanya terdiam untuk mencerna kalimat itu , tapi semuanya masih terasa tak masuk akal di kepalaku .

Ganggang telefon di tanganku terbanting di lantai dengan suara nyaring . Aku bisa mendengar suara panggilan yang berasal dari sebrang telefon itu . Kaki dan tubuhku melemas . Aku hanya bisa tertunduk di lantai dingin kondominium kami . Seperti sesuatu yang diatur secara otomatis . Air mataku turun dengan sendirinya . " Siwon Oppa ..... Siwon Oppa ......" , panggilku dari ruangan kosong di hadapanku . Siwon Oppa ..... dia telah tiada......
***************
7 Agustus 2005

" Apa yang dilakukan istrinya ..... bagaimana bisa Siwon meninggal seperti ini . Inilah sebabnya kita menentang pernikahan itu . Dia bukan gadis baik . Dia pembawa sial . Siwon kita yang malang ,,,,, dia harus meninggal semuda itu . " ,

Kenapa aku merasa keadaan ini familiar di hidupku . Orang yang bergunjing di belakangku . Orang yang menghina dan menjelekkanku . Tapi semuanya seolah mengabur di bawa angin . Aku hanya peduli pada satu hal . Suamiku . Dia yang terbaring di peti itu adalah suamiku . Dia begitu tampan dalam persemayamannya . Aku ingin sekali marah ..... aku ingin sekali berteriak ...aku hanya ingin sedikit lagi waktu . Waktu bersamannya . " Kenapa kau pergi begitu cepat ....... aku aku ... aku mengandung anakmu Oppa ! Bangun ....bangun ..... bangun Oppa !", aku merangkul perutku dengan kedua tanganku .

Aku benar-benar kecewa . Choi Siwon telah terbakar menjadi abu dan menghilang bersama aliran air yang membawa abunya . Aku kecewa . Aku kecewa karena aku tak akan bisa lagi bertemu dengannya . Senyum hangat itu dan pelukan yang selalu membuatku tenang . Semua menghilang bersamanya . Aku mungkin tak akan bisa menepati janjiku untuk tak menyalahkan diriku ... semua  ini salahku ...semuanya salahku .
*****************

" Maafkan saya karena menyuruh Anda untuk datang disaat seperti ini ! Kami sebenarnya berfikir lebih baik mengirimkan semua barang-barang Choi Siwon ke rumahnya , tapi kami merasa dia akan lebih bahagia jika keluarganya yang mengambilnya sendiri . Ini adalah kubikel yang digunakan Choi Siwon untuk terakhir kali , semua tetap pada tempatnya seperti sebelum dia meninggal . " ,

Aku melangkahkan kakiku mendekati kubikel tempat kerja Siwon Oppa . Aku melihat ada potret pernikahan kami di mejanya . Potret yang diambil saat hari terbahagia kami . Dia tersenyum di sana . Aku meraih potret itu dengan tangan kananku . Senyuman di wajah itu ..... senyuman itu membuatku menangis merindukannya . Tetap sakit rasanya walau berapa kali aku mencoba untuk melupakannya . Aku memandang kesekelilingku dan mencoba mencari jejak dirinya yang selalu ada di sampingku , " Oppa ,,,,,,, Oppa ...... aku membutuhkanmu !" , bisikku dalam suara yang tercekat . Dia selalu ada di sisiku saat aku membutuhkannya , kenapa dia sekarang tidak muncul . Kenapa ? " Siwon Oppa .... SIWON OPPA ...SIWON OPPA !" , teriakku ke sekeliling ruangan . Dia ...dia tak ada dimanapun ...dia tak ada di sini lagi ..... Siwon Oppa .... Aku tertunduk di lantai itu sekali lagi..... aku memanggil manggil namanya , dia tak pernah muncul . Dia tak akan penah muncul lagi . " SI..WON OPPA ...JANGAN JANGAN TINGGALKAN AKU ...... " , jeritku di sela isak tangis .
*********************
Seminggu sudah berlalu . Seminggu tanpa dia . Seminggu tanpa Siwon Oppa di sisiku . Aku membutuhkan dia ...membutuhkan dia untuk alasanku hidup . " Selamat datang ...." , kalimat itu . Kemanapun aku pergi tak akan pernah ada lagi yang akan mengucapkan kalimat seperti itu padaku .
Aku berada di jalan yang penuh dengan orang , tapi aku merasa begitu kesepian . Bunyi kendaraan yang melaju di hadapanku dan suara suara gaduh dari pengguna jalan tak juga membuat jiwaku terisi dengan suara -suara kehidupan . Kepalaku seperti tertekan antara dua benda berat . Aku tak mampu lagi berfikir dan berucap . Aku melihat lampu jalan yang sudah berubah merah . Semua orang di sampingku melaju menyebrangi jalan itu . Aku hanya di sana , melihat langkah - langkah cepat penghuni jalan . Hanya satu yang ku fikirkan . Aku ingin bertemu dengannya . Aku juga ingin bertemu dengannya . Kemana aku harus pergi ? Kemana aku harus melangkah untuk bertemu dengannya ? .
Lampu jalan sudah berubah kembali menjadi hijau . Aku masih ada di sana . Berfikir selama aku mengikuti jalan Siwon Oppa aku pasti akan bertemu dengannya . Aku pasti akan bertemu dengannya jika aku bisa menjadikan diriku sepertinya ..... aku melirik dari kejauhan . Ada sebuah truk besar yang sedang melaju dengan kecepatan penuh . Aku menghitung ..... menunggu saat yang tepat .... untuk melangkahkan kakiku ... untuk mengikuti jejak Siwon Oppa .....
Datang ...akhirnya datang..... "Eomma!!!" , langkahku terhenti . Aku memandang ke balik punggungku . Ada gadis kecil di sana sedang berlari ke arah Ibunya . " Eomma ..... " , aku terkejut dengan pemandangan itu . Bagaimana ... bagaimana aku bisa lupa . Aku memeluk perutku dengan erat , mencoba meminta maaf pada calon kehidupan yang ada di sana . " Miane ...miane ....." , isakku ,seraya merangkul diriku sendiri lebih erat . Maafkan aku karena melupakanmu . Maafkan aku karena berniat membunuhmu juga dalam kebodohanku .
**************
10 April 2006

Hampir satu tahun setelah kepergian Siwon Oppa . Aku bertahan . Tetap bertahan . Setiap salju datang aku selalu mengingatnya . Perutku sudah semakin membulat dan Ayah mertuaku selalu khawatir akan keadaanku . Tapi aku berusaha bertahan . Seiring waktu berlalu luka itu semakin menghilang . Walau masih tersisa jejak jejak pedihnya tapi aku mencoba bertahan . Demi kehidupan baru yang ada di perutku . Demi musim semi yang akan lahir di dunia ini .

Aku memasuki kondominiumku dengan langkah perlahan . Membuka kenopnya dengan sebelah tanganku yang bebas dari barang belanjaanku . " Aku pulang .... " , ujarku perlahan .

" Selamat datang .... " , langkahku terhenti . Suara itu ? . Aku menyapukan pandanganku ke sekeliling ruangan . Kemudian menyadari kebodohanku. Aku baru ingat barang-barang Siwon Oppa yang masih tersimpan di dalam kardus di kamar . Aku tak pernah menyentuhkan jariku mendekati kotak itu .  Tapi saat ini aku siap .

Aku meletakkan kotak itu di atas meja datar kamarku . Membuka kotak itu dengan perlahan . Aku menemukan banyak potret keluarga di barisan paling atas . Ada beberapa buku dan barang-barang kesukaan Siwon Oppa . Aku mengambil kotak asing dan sebuah amplop putih yang sudah berdebu . Perlahan aku membuaka amplop itu .... sepucuk surat bertuliskan tangan Siwon Oppa menjadi isi amplop itu .

10 Februari 2006
Selamat ulangtahun Soo .
Aku menulis surat ini delapan bulan lebih cepat daripada semestinya:) . 
Miane ..... jeonmal miane .....
Aku tak mampu menjadi suami yang baik bagimu . Miane karena membuatmu hidup dalam kesederhanaan . Miane Soo , karena tak mampu memberikanmu kebahagiaan . Mungkin aku adalah lelaki paling egois di dunia . Tapi aku sangat ingin memilikimu di sisiku . Aku ingin menghabiskan hidupku , walau tak seumur hidupmu , setidaknya izinkan aku menghabiskan waktuku bersamamu sepanjang hidupku .
Aku hanya memiliki ini ... cinta dan kesetiaanku Soo . Aku hanya memiliki hal murah ini untukmu . Aku mohon maafkan aku .
Saat aku bicara soal cincin , aku tahu sebenarnya di hatimu kau juga menginginkan apa yang seharusnya kau miliki sebagai tanda pernikahan kita , tapi aku tahu kau terlalu baik untuk mengutarakannya .
Terimakasih ... terimakasih sudah hadir dalam kehidupanku , menyempurnakanku , dan mengizinkan aku menghapus air matamu .
Setelah ini mari buat keluarga kita menjadi keluarga dengan banyak canda tawa anak anak di sekitar kita . Aku selalu menginginkan anak darimu . Seorang bayi wanita dengan mata sepertimu , seorang bayi wanita dengan wajah kecilmu . Aku tak ingin menentang Tuhan , laki laki atau perempuan semuanya akan menjadi kesayanganku . Maaf membicarakan ini ... aku tahu kau masih sedih dengan kehilangan bayi pertamamu ...maafkan karena aku egois mencintaimu .....
Aku berharap kelak ..di masa yang akan datang ... kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu bahagia ... menuju musim semi abadi kita ..... selamanya .... 
Suamimu
Choi Siwon

Aku melipat surat itu dengan hati-hati . Aku membuka kotak kecil itu dengan perlahan . Sesuai dugaanku ada cincin di sana . Hadiah pernikahan yang tertunda . Cincin cantik dengan ukiran inisial nama kami berdua . Tak peduli berapa lama aku menghabiskan waktu di dunia ini , aku tetap saja seperti orang bodoh . Aku bodoh karena tidak menyadarinya . Aku tak pernah kalah dari kehidupan , hanya aku belum menemukan jawaban yang tepat untuk menjawab semua masalah ini . Tapi saat ini aku yakin , musim semi itu , akan selalu ada di hati ......

Gumawo Siwon Oppa .......
***********************
-END-
Totemo ureshikatta yo kimi ga warai kakede ta
( I was so happy when you smiled at me )
Subete o tokasu chou emi de
( A smile that melted everything away )
Haru wa mada tookute tsukute tsumetai tsuchi no naka de
( Spring still far away , and within the could ground )
Me fuku toki o matte ta 'n da
( I awaited the time when sprouts would put forth their buds )
Tatoeba kurushii kyou da to shite mo
( Even supposing today tere may have been some pain )
Kinou no kizu o nokoshite ite mo
( And though the scars of yesterday remain )
Shinjitai kokoro hodo ite yukere to
( You can on living as much as your heart want to belive )
Umera kawaru koto wa dekinai yo
( You cannot be born again , although )
Dakedo kawatte wa ikeru kara
( You can go on changing yourself , and so )
Let's stay together , itsu mo
( Let's stay together , always ....)
Naaaaah ahirnya cerita panjang ini berakhir sudah :) Gumawo buat reader yang mau baca , Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaaa ... mian kalo panjang dan membosankan BOW *)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar