Annyeong
,,,, Adaya kembali dengan NOY yang masih Chap 4 ... ini adalah
rangkaian terakhir dari Chap 4 the series . Adaya ingin buat pengumuman ,
mian sebelumnya , setelah chapter 4 Post NOY akan Adaya kasih Password
:( ,,, bukan karena apa , tapi Adaya sedikit sedih saja jumlah click dan
pengomentar di FF ini 1:21 , OMG jadi yang SR banyak banget yaaa di
sini :( , Adaya akan kasih Passwordnya kepada pembaca yang sudah comment
di Chpter ini atau minimal 4 chapter sebelum sebelumnya , Adaya
berterimakasih karena banyak yang membaca hanya saja banyak yang kurang
sadar diri :( #ditabok reader .......
Bagi
yang tidak tahu cara berkomentar di WP silahkan message FB adaya di :
katrok_kunti_comunity@yahoo.co.id biar Adaya nanti kasih passwornya
untuk chapter chapter selanjutnya ....
Ok Gumawo Happy Reading .....
FYI : yang bercetak miring itu kalo gak flashback , ya diary , ya renungan dalam hati hehehehhe makasihhhh …
NB
: Jika belom ada TBC bearti cerita ini masih di ketik yaaa ... Adaya
newcomer di WP gak tahu caranya mengkonsep dulu , mian katrok yaaaa ....
:)
Author : Adaya Muminah Aljabar ( oe09@live.com )
Main Cast : Choi Sooyoung dan Choi Siwon ( Soowon Couple )
Other Cast :
- Cho Kyuhyun –> Cho Kyuhyun
- Shim Chang Min –> Cho Changmin
- Hwang Tifanny –> Tifanny
- Victoria Song --> Victoria
Type : Chapter
Genre : Romance, Sad Ending , Family
Rating : PG-18 ( All reader who Open mind )
Disclaimer
: This story pure my imagined and my fantasy. All the Cast just belong
to God but the story is my own. Hope you like it guys. Not for to copy
and Please don’t be plagiator!
Chapter -4 C-
Aku
masih berhasrat hidup walau dengan beban dari kenangan menyakitkan ini .
Walau kenangan ini begitu menyiksaku , walau kenangan ini membuat
hatiku sakit . Terkadang aku hampir saja meminta pada Tuhan untuk
menghapus kenangan ini . Tapi sejauh aku mencoba untuk bertahan dan tak
kabur dari semua ini , melakukan apa yang aku kira terbaik . Akan ada
hari dimana aku bisa mengatasi semua rasa sakit ini . Aku percaya aku
bisa . Aku percaya aku mampu . Tidak ada kenangan yang mampu dilupakan .
Kenangan akan selalu ada di hatiku , walaupun jenis yang menyakitkan
sekalipun . – Natsuki Takaya .
*****************
Author POV -
“
Maafkan aku .... hanya pilihan itu yang ku miliki . Memaafkannya atau
tidak ? “ , Siwon behenti sejenak untuk berfikir . “ Mungkin kau akan
melihatku sebagai lelaki yang lemah saat memutuskan untuk memaafkan
Sooyoung. Tapi ini sudah terlalu jauh .... semuanya sudah mulai
membosankan . Hatiku sudah tak tahan lagi menerima sakit lebih dari ini .
Melihatnya tergeletak di lantai .... ada darah mengalir di kepalanya
...bibirnya sangat pucat .... separuh jiwaku seperti turut pergi
bersamanya . “ Siwon memandang mata lawan bicaranya sejenak sebelum
melanjutkan , “ Aku tak pernah tahu kenapa banyak orang diluar sana mau
memaafkan orang yang menyakiti mereka , tapi sekarang aku mengerti ....
hanya dengan menerima bahwa segalanya sudah berlalu dan masih ada
harapan di masa depan , semua beban menyakitkan di hatimu seakan
terobati . Aku ingin memaafkannya karena aku juga ingin memaafkan diriku
sendiri yang terlalu bodoh . Aku menyakitinya berkali-kali , melihatnya
menangis , dan membiarkannya sendiri dalam kepahitannya . Aku adalah
satu-satunya keluarga yang dimilikinya saat ini , tapi aku
mengabaikannya . Jika aku bertannya pada Tuhan siapa yang paling berdosa
, aku yakin akulah orangnya . Aku mencintainya tapi aku menyakiti
hatinya . Maafkan aku ....tapi aku ingin memafkannya . “ , Siwon berdiri
dari duduknya , dia memberi hormat kecil sebelum berlalu pergi dari
lawan bicaranya yang terlihat tidak puas .
“
Cih ,,,, memafkannya ..... “ , geram seorang yeoja yang menjadi lawan
bicara Siwon . Dia meremas remas jemarinya dengan kesal . Ada kemarahan
di matanya . “ Kau malah semakin membuatku membencinya Choi Siwon . Tapi
aku berterimakasih padamu , karena dengan tindakan BODOH mu ini aku
bisa melaju dengan kakiku sendiri . “ , Yeoja itu berdiri perlahan ,
dilangkahkan kakinya mengikuti Choi Siwon secara diam-diam .
******************
Sooyoung POV –
“ Miane Soo ... miane .... “ ,
Tuhan
.... apa telingaku sudah rusak karena benturan itu . Atau otakku
menggila karena luka di kepalaku . Kenapa aku bisa mendengar kata maaf
dari mulut Namja itu . Ini seperti perasaan ketika kau mengetahui Neraka
telah membeku . Aku ingin berkata sesuatu tapi hanya air mata yang bisa
menggambarkan kebingungan hatiku . Aku tak mengerti perasaanku saat ini
, ada ketakutan yang tak terpatri karena semua ini mungkin hanya mimpi .
Tapi ada harapan yang selalu ku simpan dalam kotak pandora jiwaku
tumbuh menjadi tunas yang membuatku ingin menangis bahagia . Mungkin
kalimat 'Maaf' darinya bukan kalimat yang paling ingin aku dengar , tapi aku tahu kalimat itu hanya awal dari segalanya .
****************
Authro POV –
Sooyoung
mematung dalam rengkuhan Siwon . Dia kehabisan kata-kata , otak dan
lidahnya membeku . Semua makian dan hinaanya seakan tertelan kembali .
“ Kembalikan .... kembalikan air mataku . “ , bisik Sooyoung pada akhirnya .
Siwon
merengkuhnya semakin dalam , dibenamkan wajahnya di leher Sooyoung . “
Miane .... aku akan menggantinya , semua air mata yang telah kau
tumpahkan untukku dengan hidupku Soo ... “ ,
Entah
kenapa perkataan itu malah semakin membuat tangisan Sooyoung menjadi ,
tapi melihat Sooyoung melingkarkan tangannya membalas pelukan Siwon ,
membuat Siwon tahu tangisan itu bukan kepedihan .
“ Aku akan membunuhmu .... aku akan membunuhmu jika kau mengingkarinya . “ , isak Sooyoung disela tangisannya .
Siwon
tersenyum tipis di pundak Sooyoung . Ada beban yang seakan menghilang
dengan sendirinya , semua keganjalan dan jarak itu seperti menghilang
ditelan harapan yang mulai muncul diantara mereka .
Ingin
mengerti hatinya mungkin terdengar egois bagiku , tapi pada akhirnya
itulah yang paling kuinginkan . Berjalan perlahan , sedikit demi sedikit
, itu bukan masalah bagiku . Aku ingin belajar tentangnya . Aku juga
ingin menjadi seseorang yang bisa menerima dirinya dengan apa adanya .
Memaafkan seseorang yang menyakiti kita berkali-kali mungkin terdengar
bodoh ditelinga kebanyakan orang , tapi memaafkan merupakan sebuah
pertanda adanya harapan bagi masa depan diantara aku dan dia . Bukan
karena aku mencintainya lantas aku buta , tapi karena aku percaya di
setiap badai selalu ada mentari yang akan menyertainya . Aku bisa
merasakan tangan Tuhan turut bekerja .– Sooyoung
********************
Gelisah
. Semalaman Sooyoung merasa gelisah . Sooyoung tahu Siwon mencermatinya
. Mata itu tak pernah melepaskan pandangannya dari Sooyoung . Walau
terdengar konyol tapi berpura-pura tidur adalah cara yang tepat untuk
menghindari kegelisahan Sooyoung . Jam di tembok kamar inapnya sudah
mendentingkan tanda tengah malam , tapi suara desah nafas Siwon yang
belum terserang kantuk sedikitpun membuat Sooyoung gelisah dalam tidur
pura-puranya .
Hari
ini mungkin akan menjadi sejarah bagi Sooyoung , hari dimana akhirnya
dirinya dan Siwon memutuskan menyerah dengan hati mereka . Walaupun
begitu jarak yang memisahkan mereka selama dua tahun ini masih
menyiksakan kecanggungan bagi Sooyoung saat kulit Siwon menyentuh
kulitnya . Tatatapan tajam mata Siwon seolah menelanjangi Sooyoung yang
terbari di hadapannya .
“
Gwencana .... “ , ujar Siwon saat melihat Sooyoung menggeliat dalam
tubuhnya . “ Apa kau merasa sakit ... “ , lanjut Siwon dengan nada
khawatir .
Sooyoung membuka matannya perlahan , “ Aku mohon hentiakan itu !” , ujar Sooyoung pada akhirnya .
“ Hentikan apa ?”, jawab Siwon bingung .
“ Menatapku seperti itu !” ,
Siwon
tersenyum kecil saat tau maksud Sooyoung , tapi jiwanya tergelitik
untuk menggoda Sooyoung sedikit lagi . “ Seperti apa ? “ ,
“ Seperti kau ingin menyantapku sekarang juga ! “,
Siwon
meledak tertwa sebelum menyadari ini sudah tengah malam , “ Miane ....
Aku sudah lama tak tertawa selepas ini . Apa kau tak suka aku menatapmu
?”,
Sooyoung
berkedip kecil , mencoba memikirkan jawaban yang paling tepat . “ Aku
... suka . “, jawabnya perlahan , “ Tapi itu ..... aku tak terbiasa
dengan itu . “ , lanjut Sooyoung .
“
Hah.... “, desah Siwon lelah . Ada begitu banyak penyesalan di hatinya .
“ Miane .... “, ujar Siwon akhirnya . Dia telah membuat Sooyoung merasa
janggal dengan sentuhan dan kasih sayang . Semua salahnya sehingga
semua menjadi sejauh ini .
“
Berhentilah meminta maaf . “ ujar Sooyoung seraya bangkit dari tidurnya
. Siwon membantu membuat sandaran dari bantal tidur untuk punggung
Sooyoung . “ Gumawo . “ Sooyoung menyuruh Siwon untuk tidak duduk
terlalu jauh darinya , jemarinya disisirkan pada rambut coklat tebal
Siwon . “ Kau terlihat lelah , tidurlah. “ , ujarnya perlahan .
Siwon
menangkap tangan Sooyoung yang ada di kepalannya , membuatnya tetap ada
di sana untuk sesaat sebelum memberinya ciuman kecil pada pangkal
tangannya . “ Gwencana , aku bisa terjaga seharian .... “ ,
“
Kalau begitu mendekatlah .... “ , pinta Sooyoung . Siwon berdiri dari
duduknya , dia sedikit membungkukkan tubuhnya untuk menyetarakan
tingginya dengan tubuh Sooyoung yang ada di atas tempat tidurnya . “
Tetaplah sedekat ini . “, ujar Sooyoung seraya merangkulkan tangannya di
leher Siwon . “ Kita sudah berjauhan begitu lama ....aku merindukanmu
Oppa ! “ ,
Siwon
membalas pelukan Sooyoung . Dia mengutuk dalam hati , kenapa dia
menunggu begitu lama untuk meminta maaf . Berada di pelukan Sooyoung
seperti kembali ke rumah . Dia merasa damai dan bahagia . Mungkin ini
hanya sebuah awal dari kebahagiaan mereka . Tapi Siwon tetap saja tak
mampu membendung rasa bahagiannya . Perlahan dia mengangkat dagu
Sooyoung yang tertunduk di hadapannya . “ Kau ingin tahu sebesar apa
rasa rinduku padamu ? “ , ujar Siwon seraya tersenyum menggoda . Siwon
menatap bibir mungil Sooyoung , itu adalah bibir terindah yang pernah
dilihat Siwon selama ini . Seperti pita merah yang sedikit membuka dan
melihatkan deret gigi yang putih.
Tanpa
sadar jemari Siwon yang bebas mencengkram lengan Sooyoung . “ Kemarilah
...”, bisiknya lembut . Ada nada parau dalam hembusan nafasnya .
Kepalannya berputar-putar karena memikirkan sesuatu yang terlarang .
Sooyoung masih belum pulih dari cideranya , dia tak ingin menyakitinya .
Siwon
bisa merasakan tubuh Sooyoung mulai gemetar seiring jarak mereka yang
semakin dekat , “ Apa kau ingin aku melanjutkannya ? “ ,
“ Melanjutkan apa ?” , jawab Sooyoung parau , bibirnya sedikit kering karena merasa ketegangan baru yang mencuat dari perutnya .
“ Melanjutkan ini ... “ , gumam Siwon seraya menundukkan kepalannya.
Sooyoung
melihat senyum tipis di bibir Siwon ketika Siwon mulai menyatukan bibir
mereka . Sooyoung bisa merasakan kehati-hatian Siwon agar tak menyentuh
luka di kepalanya . Bibir Siwon menyentuh bibirnya dengan bisikan kecil
yang manis . Ada perasaan bahagia yang membuat Sooyoung ingin menangis .
Perlahan
Siwon mengangkat kepalanya , dia mencari-cari sesuatu dari mata
Sooyoung yang berair . “ Apa aku menyakitimu ? “ , tanya Siwon khawatir .
Sooyoung
menggeleng perlahan , disentuhnya dagu Siwon yang sudah mulai ditumbuhi
jambang halus . “ Aku bahagia . “ , jawab Sooyoung . “ Aku ingin
melanjutkannya ..... “ , bisik Sooyoung yang membuat Siwon tersenyum
kecil sebelum kembali menyatukan bibir mereka untuk yang kedua kalinya .
**********************
Senyum
masih menggantung di bibir Sooyoung walau pagi sudah menyapa .
Ketakutannya akan rumah sakit dan obat-obatan seakan telah sirna oleh
kasih sayang Siwon semalam . Dia menghabiskan sarapan paginya dan
meminum obat dengan patuh . Dia bahkan mau disuntik walau matanya
terpejam dengan erat . Tapi dia tetap berani menghadapinya .
Senyum
itu masih ada hingga siang berganti malam . Siwon tak juga kunjung
datang . Sooyoung menanti dan menanti , dia sedikit merasa ketakutan
kalau kemarin malam hanya mimpi .
Suara
kenop pintu yang diayun membuka membuat senyum Sooyoung kembali muncul
di sudut bibirnya , tapi senyum itu segera sirna ketika mengetahui siapa
yang datang . Yeoja itu berdiri di sana , tangan kananya membawa
sebuket bunga Sweet Pea Pink kesukaan Sooyoung . Blus modisnya dibalut
dengan jaket kulit elegan buatan perancang ternama , di lehernya
tergantung kalung yang dibuat khusus oleh perancang perhiasan papan atas
. Rok musilin lavendernya menggantung hingga lututnya membuat porposi
kaki jenjangnya semakin indah . Yeoja itu memasuki kamar Sooyoung dengan
langkah tegas . Dibuka kacamata yang senada dengan warna kukunya . “
Annyeong ! “ , sapanya perlahan .
Tanpa
persetujuan Sooyoung yeoja itu meletakkan bunga Sweet Pea ke dalam vas
bunga kosong yang ada di nakas samping tempat tidur Sooyoung . Dia
meletakkan dua tas belanjaan besar di atas meja tamu dan mulai
mengeluarkan isinya satu per satu . Ada beberapa buku kesukaan Sooyoung ,
baju ganti , dan pakaian dalam . Sooyoung membelalak lebar saat Fanny
mengeluarkan wine dari dalam tas itu dan dua gelas wine , dia juga
mengeluarkan keju Italia yang baunya langsung menyebar di seluruh
ruangan . “ Hemmmmm .... semakin bau semakin enak ! “ , ujarnya pada
diri sendiri . Dia membuaka bungkusnya perlahan dan mengiris beberapa
potong .
Sooyoung
terdiam di sana , dia bingung harus bersikap apa . Yeoja itu berjalan
ke sana kemari meletakkan semua barang yang dibawannya ke tempat yang
tepat . Akhirnya dia membuka tutup Wine yang dibawannya , menuangkannya
cairan merah itu ke dalam gelas bening cantik di hadapannya .
“
Jah .... ini untukmu dan ini untukku . “ , ujarnya seraya memberikan
segelas Bolero wine pada Sooyoung . Dia juga meletakkan irisan kecil
keju yang dibawannya di samping vas bunga di nakas Sooyoung . “
Bersulang .... “ , ujarnya dengan ceria , sebelum meneguk winenya dalam
sekali tegukan . “ Ahhhhh .... basta ! “,
“ Maaf apa yang kau lakukan di sini ! “ , ujar Sooyoung dengan nada datar .
Fanny
tersenyum mendengar pertanyaan Sooyoung yang mengintimidasi . “ Kau
pasti sangat membenciku ! “ , jawabnya perlahan . “ Miane ... tapi kau
salah mengenaliku sebagai musuh ! “ ,
“ Mwo ? “,
“
Sepertinya pertemuan pertama kita tak terlalu menyenangkan . Aku harus
meminta maaf karena kesalahanku kau jadi ada di sini. Hubunganku dengan
Siwon Oppa tak seperti apa yang kau pikirkan . Terkadang saat emosi
mengalahkan logika , semua yang ada di depan mata akan mengabur menjadi
sesuatu yang menakutkan . Orang cenderung mengikuti ketakutan dalam hati
mereka karena merasa putus asa untuk tetap berjuang .... tunggu kenapa
aku jadi berkata sesuatu yang aneh ... “ , gerutu Fanny pada diri
sendiri . Sooyoung tak bisa tak tertawa melihat kebingungan Fanny .
Yeoja yang terlihat sangat fashionista di hadapannya ternyata juga bisa
bersikap aneh . Sungguh kesalahan besar menilai seseorang dari
penampilan luarnya .
“
Kau tahu , inti dari perkataanku adalah , aku dan Siwon Oppa hanya
berkawan . Kita berakhir di dalam bar malam itu dengan pertengkaran
karena dia membuatku merasa kalah . Kau tahu dia selalu memikirkanmu di
kepalanya . Aku sempat membencimu waktu itu karena merasa tak pernah ada
namja yang menolakku di dunia ini . “ ,
Sooyoung
merasa aneh , yeoja di hadapannya adalah yeoja yang sama yang
dilihatnya di meja makan mereka , tapi kenapa kesan yang timbul sungguh
berbeda . “ Miane Unnie ..... “, bisik Sooyoung perlahan .
“ Aku telah
berbuat tak adil padamu . Aku menilaimu karena sesuatu yang belum tentu
kebenarannya ..... miane ... karena aku mengikuti egoku dan
memperlakukanmu dengan kejam .” , bisik Sooyoung saat mengingat
perkataan kejamnya kemarin .
“ Aku belum menjelaskan segalanya padamu dan kau sudah memaafkanku ?” ,
“ Gwencana .... aku tahu maksudmu ..... “ ,
“
Jadi ... bisakah sekarang kita berteman ? “ , ujar Fanny perlahan . “
Aku tak pernah peduli dengan penilaian orang , karena aku memang lahir
bukan untuk menghibur semua orang , tapi aku tak suka menyakiti orang
lain . Maukah kau memaafkanku dan memulai segalanya dari awal ?”, pinta
Fanny .
“ Ehmm .... “ , angguk Sooyoung .
Aku
terlahir di dunia ini dengan hasrat keegoisan . Aku menghubungkan
keegoisanku dengan orang lain . Aku yakin semua orang juga sama
sepertiku , memiliki sifat egois dalam hatinya . Tapi sebuah kebaikan
adalah sesuatu yang dibuat oleh seseorang dalam dirinya sendiri . Jadi
terkadang akan sangat mudah salah paham dengan sebuah kebaikan yang akan
aku terima dari orang lain , karena logika terkadang bisa termakan oleh
emosi yang tertanam dalam hati . – Sooyoung
***************************
Author POV –
Kebetulan
. Mungkin memang ada di dunia ini sesuatu yang disebut dengan kebetulan
. Changmin memandang tumpukan board daftar pasiennya dan matanya
terpaku pada satu nama . Choi Sooyoung . Changmin tersenyum kecil
melihat nama itu . Entah kenapa dia merasa menarik . Semuanya seperti
diarahkan padanya , seolah Tuhan menulis sekenario apik buat mereka .
Kenapa harus Changmin yang merawat musuhnya . Dia tidak yakin pandangan
objektifnya sebagai seorang dokter akan bisa dipertahankan .
Suara
ketukan dari pintu membuat Changmin mengalihkan tatapannya ke arah
pintu masuk ruangannya . " Masuk !" , ujarnya perlahan. Asisten
pribadinya datang ke arahnya membawa beberapa file folder yang diminta
Changmin . " Gumawo , kau bisa pergi . " , Changmin menelisik data yang
dibawa asistennya perlahan , tatapannya berhenti ke sebuah data di
kisaran tahun 2009-2010 , matanya membulat kaget saat mengetahuicatatan
sejarah kesehatan Choi Sooyoung . " Itukah sebabnya kau begitu takut
jarum suntik ?", gumamnya .
Changmin
menutup folder tua itu dan menyingkirkannya ke dalam laci . Dia
mendesah lelah . Tatapannya tertuju pada potret ganda yang ada di
mejannya . " Kyu .... apa yang harus aku lakukan ...." , bisiknya lirih .
Poteret itu adalah potret masa kecilnya dengan Kyuhyun . Diambil saat
mereka masih menjadi penghuni pantiasuhan . Potret itu adalah potret
terakhir yang diambil Kyuhyun bersama Changmin , sebelum tragedi itu
terjadi , sebelum mereka terpisah untuk waktu yang lama .
**********************
Sooyoung
duduk di atas kursi roda , seorang perawat sedang mendorong kursinya ke
ruangan dokter yang akan menangani Sooyoung secara lanjut .
"
Silahka tunggu sebentar . " , ujar perawat yang mengantarnya sebelum
meninggalkan Sooyoung sendiri di ruangan itu . Ruangan itu kosong . Ada
beberapa alat khusus medis yang berjajar di ruangan itu . Sooyoung
melihat papan nama yang ada di meja sang dokter . " Max .... Sepertinya
dia bukan orang Korea . " , ujar Sooyoung perlahan .
"
Miss Choi .... lama tak berjumpa . " , ujar sebuah suara yang familiar
di telinga Sooyoung . Changmin memasuki ruangnnya dengan board history
pasien di tangannya . Dia tersenyum pada Sooyoung dan memandangnya
dengan pandangan menggoda .
Pipi
Sooyoung memerah mengingat pertemuan terakhirnya dengan Changmin , "
Aku tidak tahu namamu adalah Max . " , ujar Sooyoung perlahan .
" Angkat kepalamu . Panggil aku sesuaka hatimu . Max atau Changmin keduanya tetaplah namaku . Atau Oppa juga tidak masalah . " ,
Sooyoung
merasa sedikit tidak nyaman berada di ruangan Changmin . Ada sesuatu
yang membuatnya merasa terancam atau sesuatu yang membuat syaraf
pertahananya menegang .
Sooyoung
berbaring di ranjang yang ada di ruangan itu sementara Changmin
mempersiapkan alat medis yang akan digunakannya memeriksa keadaan
Sooyoung , " Ini mungkin akan sedikit sakit , bertahanlah !" , ujar
Changmin seraya menyuntikkan jarum ke permukaan kulit Sooyoung .
Sooyoung
memejamkan matanya dengan rapat , digigit sebelah bibir bawahnya untuk
mengurangi rasa sakit yang datang dari suntikan itu .
" Ini sungguh menyakitkan . Kau melakukannya dengan baik . " ,
" Aku memiliki pengalaman selama dua tahun . Ini hanya sebuah basic bagiku . "
" Aku benar-benar menyukainya . Wanita yang bisa bertahan dari rasa sakit . Tidakkah kau fikir kita berjodoh ?"
Sooyoung
bangkit dari tidurnya , " Dengar dokter Max, Changmin , atau siapapun
namamu . Aku berterimakasih karena kau menolongku kemarin , tapi aku
adalah wanita bersuami . " jawab Sooyoung dengan nada tersinggung . Ada
nada meremehkan dalam ucapan Changmin yang membuat Sooyoung merasa
waspada.
"
Jadi ? Pernikahan adalah sesuatu yang sangat lemah . Hanya hubungan
dari dua individu yang disahkan oleh hukum di atas kertas .....
terdengar begitu rapuh .... bukan begitu ?",
"
Mwo ?" , Sooyoung hanya merasakannya tapi semua itu sekarang ada di
hadapannya , tatapan itu , tatapan yang membuat lututnya melemas .
Sooyoung merasa bodoh karena menyamakan Changmin dengan Kyuhyun , tapi
mereka memang benar - benar mirip satu sama lain .
" Aku bisa memilikimu jika aku mau ..... Bagaimana kedengarannya Soo ?" ,
" Benarkah namja di hadapannya saat ini adalah namja yang sama dengan yang menolongnya beberapa hari yang lalu ?" ,
Sooyoung
gusar dengan tatapan Changmin , dia melepaskan jarum di kulitnya dengan
kasar . Dia mencoba meninggalkan ruangan Changmin dengan tertatih.
Sebelum mencoba meraih pintu keluar Changmin menahan sebelah tangannya .
" Kau ingin pergi ke mana ? Kau harus menyelesaikan Chekupmu sebelum
kau meninggalkan ruangan ini . " ,
"
Lupakan ! " , jawab Sooyoung seraya menghentakkan genggaman Changmin .
Tapi Changmin memutar balikkan tangan Sooyoung sehingga tubuh Sooyoung
membentur dadanya . Mereka begitu dekat . Wajah Sooyoung terlihat kaku
dengan mata membulat takut , sementara Changmin merasa kejadian ini
menarik untuknya . " Lepaskan aku ! " ,
" Diam dan dengarkan , duduklah sebelum aku memaksamu dengan cara yang tak berani kau bayangkan . " ,
" Lepaskan aku !" , ronta Sooyoung tak mau kalah saat Changmin menguncinya diantara meja kerja dan dirinya .
" Aku akan melepaskanmu kalau kau mau duduk ! " ,
" Shiro ! Aku akan berteriak jika kau tak melepaskanku ! " , ancam Sooyoung .
" Coba saja ! " , tantang Changmin dengan senyum kejam di wajahnya .
Sooyoung
merasa gemetar dengan pandangan itu dia terus meronta hingga tangannya
yang masih dalam balutan perban membentur potret yang ada di meja
Changmin .
Pyarrrrr
.... suara pecahan kaca yang tersebar di bawa lantai membuat Sooyoung
mengerut menyesal . " Miane ..." , ujar Sooyoung yang kemudian melangkah
untuk membenahi kekacauan yang dibuatnya . Dia mencoba meraih potret
yang terbalik itu , dan dia merasa bahwa itu adalah tindakan yang akan
disesalinya seumur hidup .....
" Bagaimana Soo .... sekarang kau tahu siapa aku ?", bisik Changmin perlahan dari balik punggung Sooyoung .
"
Tidak mungkin ...... " , ujar Sooyoung dengan nada bergetar . Potret
yang dipegangnya membuatnya merasakan hantaman di hatinya . Kyuhyun ,
bagaimana bisa dia ada di potret itu . Itu adalah potret yang sama
dengan yang dimiliki Kyuhyun di kamar sewanya . Bagaiman namja bernama
Max itu bisa memiliki potret yang sama dengan potret yang dimiliki
Kyuhyun . " Kau tidak mungkin .... kau tidak mungkin Cho Changmin .... "
, bisik Sooyoung perlahan .
" Iya ini aku Soo ....... Akuilah ..... kau membunuhnya ... kau membunuh Cho Kyuhyun , adikku !" ,
*************************
-TBC-
[TEASER NEXT CHAPTER ]
KYUHYUN
"
Miane Soo , miane .... aku tidak seperti yang kau bayangkan ... Aku
......" , suara deru mobil yang berlalu lalang di jalan itu meredam
suara Kyuhyun tapi Sooyoung tahu dan jelas mendengar kata terakhir itu .
Kata yang membuat Sooyoung terduduk lemas di hadapan Kyuhyun .
" Benci aku Soo ... benci aku ! " ,
Sooyoung terdiam di sana , memeluk dirinya sendiri , dia merasa iba dengan kondisi Kyuhyun . " Miane Oppa ..miane ..... " ,
SIWON
"
Soo ..... " , ketika semua penghalang telah tersibak , dan deru nafas
bercampur dengan keringat , mereka akhirnya bersatu seperti dulu . Utuh
dengan bibit cinta yang akan tumbuh di perut Sooyoung .
VICTORIA
" Unnie ..." , bisik Sooyoung perlahan .
" Lama tidak berjumpa Soo " ,
NOY LAST CHAPTER
" Sooooooooooooooo Aniiii " ,
"Opppa ..... selamatkan bayiku .... selamatkan bayiku ! " ,
Victoria
tertawa dari celah itu , tangannya masih penuh siraman darah dari orang
yang selalu ingin dihancurkannya . Dia tertawa dan tertawa seperti
orang gila ..... Pisau yang digunakannya untuk mencabik perut wanita itu
..... Semuanya perlahan menjadi miliknya .....
**************
Jangan lupa tinggalkan jejak yaaaa mian kalo jelek , flat , banyak taypo , dan bosenin ,,,,
Bye bye